Saturday, November 22, 2014

Diabetes Melitus



Diabetes melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin dalam tubuh seseorang. Kurangnya hormon insulin tersebut menyebabkan gula yang dikonsumsi tidak dapat diproses dengan sempurna. Keadaan ini menyebabkan penderita mengalami hiperglikemia atau kelebihan gula darah. Pada penyakit diabetes melitus, kondisi kelebihan gula darah dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Hormon insulin memiliki tugas untuk mengubah glukosa (gula darah) yang tidak dapat disimpan oleh tubuh menjadi glikogen (gula otot) supaya dapat disimpan di dalam tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh sel beta dalam pankreas ini berperan sebagai kunci membuka pintu sel jaringan, memasukan glikogen ke dalam sel, dan menutupnya kembali. 

Pada keadaan normal, insulin menyebabkan sel pada otot dan adiposit (sel yang berfungsi sebagai lumbung lemak) menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT11 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati, dan otot sebagai sumber energi. 

Karena kekurangan hormon insulin tersebut, tubuh penderita penyakit tidak menular ini kurang dapat menyerap glukosa dan tidak dapat mengalami metabolisme glukosa dalam sel. Akibatnya, glukosa akan tetap tinggal dalam darah, dan kadarnya akan meningkat. Kondisi inilah yang membuat penderita diabetes melitus menjadi mudah lelah karena sel-sel tubuhnya tidak memiliki gula yang cukup untuk diubah menjadi energi. Di ginjal, darah yang kelebihan glukosa disaring, dan kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin (urin mengandung glukosa atau juga dapat disebut dengan glikosuria), maka dari itu, penyakit diabetes melitus juga sering disebut dengan penyakit kencing manis. 

Banyak sedikitnya glukosa dalam darah dinyatakan dengan level gula darah. Level gula puasa (saat bangun tidur) sekitar 65-120 mg/dL, sedangkan untuk level gula ideal yaitu 80-100 mg/dL. Seseorang dikatakan menderita diabetes melitus jika kadar glukosa dalam darah ketika puasa lebih dari 126 mg/dL atau 2 jam setelah pasien meminum 75 gram larutan glukosa menunjukan level gula darah lebih dari 200 mg/dL. 

 Diabetes bukan suatu penyakit tunggal, tetapi merupakan sekelompok penyakit gangguan metabolisme. Penyakit ini dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.Diabetes bukan sekedar gangguan metabolisme karbohidrat, tapi juga menyangkut metabolisme protein, dan lemak yang dapat menimbulkan komplikasi, terutama pada bagian struktur dan fungsi pembuluh darah. Diabetes bersifat menahun dan akan diderita seumur hidup. Jika penyakit ini tidak segera ditangani, penderitanya akan mengalami komplikasi seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, kelainan pada kulit, dan gangrene yang dapat menyebabkan amputasi. 


 Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) mengelompokkan bentuk diabetes menjadi 3 tipe utama berdasarkan perawatan dan sitoma. Tipe-tipe tersebut antara lain: 

  • Diabetes Melitus Tipe 1 
Diabetes melitus tipe 1, atau biasa disebut diabetes anak-anak (childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin dependent diabetes melitus, IDDM).

Tubuh penderita diabetes tipe 1 ini tidak bisa menghasilkan insulin, karena rusaknya sel beta pada pulau-pulau Langerhans dalam pankreas. Diabetes tipe ini disebut dengan penyakit autoimun, yakni system imun tubuh pada suatu individu yang secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin. Kondisi autoimun mengakibatkan individu kekurangan hormon insulin yang sangat penting untuk aktivitas sel atau jaringan tubuh dan proses perombakan gula. 

 Tanpa adanya hormon insulin, glukosa akan menumpuk dalam darah dan menimbulkan berbagai komplikasi pada organ-organ tubuh. Agar dapat bertahan hidup, penderita diabetes tipe 1 ini harus disuplai insulin dari luar. Biasanya, insulin disuplai dengan cara disuntikkan kedalam tubuh penderita. 

 Pemicu peristiwa autoimun belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, faktor genetik, dan lingkungan turut ikut serta dalam kasus ini. Menurut para ahli, faktor lingkungan seperti inveksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak dan remaja menjadi salah satu penyebeab terjadinya kondisi autoimun. Karena itu, diabetes yang jarang dijumpai di Indonesia ini banyak menyerang penderita dibawah usia 30 tahun. 
  • Diabetes Melitus Tipe 2 
 Adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin dependent diabetes melitus (NIDDM) adalah nama umum di dunia internasional untuk menyebutkan diabetes melitus tipe 2 ini.

Diabetes tipe 2 ini disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik banyak memberi andil dalam diabetes tipe 2 daripada diabetes tipe 1. Banyak penderita penyakit diabetes tipe ini memiliki keluarga yang juga menderita penyakit yang berhubungan dengan diabetes, seperti: kolesterol, tekanan darah tinggi, serta obesitas. Ahli-ahli menyatakan bahwa orang yang memiliki kerabat yang menderita diabetes tipe 2 ini memiliki resiko sebesar 40% untuk menderita penyakit yang sama.

Faktor genetik sebenarnya bukanlah faktor utama penyebab penyakit diabetes tipe 2 ini, melainkan faktor makanan, dan aktivitas sehari- hari. Berbeda dengan penderita diabetes tipe 1, penderita diabetes tipe 2 ini tidak bergantung pada suntik insulin.

Sel beta dalam pankreas penderita diabetes tipe 2 ini masih dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup. Namun glukosa gagal diubah menjadi glikogen dan disimpan di dalam sel-sel otot. Kegagalan ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya pola makan yang dominan karbohidrat dan sedikit nutrisi lain. Kondisi demikian akan menyebabkan resistensi insulin, sehingga penggunaan insulin dalam tubuh menjadi tidak efektif.

Jika pola makan tersebut terus dilakukan dalam waktu yang lama, kondisi sel akan terganggu dan menjadi “rusak”. Sel yang terganggu pada akhirnya tidak peka lagi terhadap insulin dan gula. Akibatnya, gula tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga sel dan jaringan tidak mendapatkan energi cukup untuk melakukan kegiatan metabolisme tubuh secara normal. 

Penyebab utama terjadinya resistensi insulin adalah konsumsi karbohidrat yang tidak sehat seperti gula, tepung, dan lemak. Hal in isangat erat dengan pola konsumsi masyarakat modern. Jumlah gula berlebih yang terdapat dalam tubuh menyebabkan sel tidak mampu mengubahnya menjadi energi, sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Selain itu, pola makan yang sedikit nutrisi juga berpengaruh pada kerusakan sel. Metabulisme dalam tubuh akan semakin terganggu pada orang yang kekurangan nutrisi. Secara perlahan, proses demi proses dalam tubuh mengalami gangguan, dan mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. 

Secara umum, diabetes tipe 2 ini banyak terjadi pada orang dewasa (lebih dari 30 tahun). Namun, tidak menutup kemungkinanan penyakit ini juga menyerang usia muda, terutama bagi orang yang sering bekerja lembur, kurang tidur, dan sering makan pada malam hari. Dari seluruh kasus diabetes yang ada di Indonesia, sekitar 95% adalah diabetes tipe 2.

  • Gestasional Diabetes
Diabetes tipe ini terjadi saat kondisi gula darah menjadi tinggi pada masa kehamilan dan terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes.Hanya sekitar 2%-5% dari semua kehamilan terinfeksi diabetes yang juga disebut dengan diabetes tipe 3 ini. Umumnya akan kembali normal setelah masa kehamilan. Meskipun tipe diabetes ini bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Sebanyak 20%-50% penderita diabetes yang menyerang ibu hamil ini dapat bertahan hidup. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (bobot bayi yang di atas normal), penyakit jantung bawaan, kelainan system saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Diabetes tipe ini meliputi gestational impaired glucose tolerance (GIGT), dan gestational diabetes melitus (GDM).


Seperti yang telah disinggung di atas, banyak faktor yang menyebabkan penyakit diabetes melitus ini muncul dalam diri seseorang, di antaranya faktor genetik, faktor lingkungan, sampai gaya hidup sehari-hari. Pada dasarnya, penyakit diabetes melitus disebabkan karena adanya kelainan dalam jumlah, dan kinerja hormon insulin. Gangguan pada hormon insulin dapat mempengaruhi semua proses metabolisme dalam tubuh. Berikut pembahasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan penyakit ini timbul:
  • Faktor Genetik atau Keturunan
Penyakit diabetes (diabetes melitus maupun diabetes insipidus) merupakan penyakit yang cenderung diturunkan, bukan ditularkan. Jika orang tua menderita diabetes, kemungkinan besar anak mereka juga menderita diabetes. Para ahli telah menyimpulkan presentasi resiko seorang anak terkena diabetes melitus.Jika kedua orang tuanya (ayah dan ibu) menderita diabetes melitus, anak tersebut beresiko 83% terkena diabetes melitus. Seorang anak memiliki peluang sebesar 52% jika salah satu orang tuanya (ayah atau ibu) mempunyai penyakit diabetes mellitus. Namun, jika kedua orang tua anak tersebut tidak menderita diabetes melitus, anak tersebut tetap beresiko menderita diabetes melitus sebesar 15%. 

Meskipun seseorang terlahir dengan gen dominan yang tidak memiliki kecenderungan menderita diabetes, tetap saja ia beresiko terserang diabetes melitus saat dewasa. Hal ini dapat terjadi karena gaya hidup sehari-harinya yang kurang sehat, sehingga memicu munculnya gen resesif yang menyebabkan penyakit diabetes dapat muncul. Seseorang yang gen resesifnya telah muncul ini akan menurunkan sifatnya kepada generasi berikutnya. 

Sebaliknya, walaupun seseorang memiliki gen dominan yang diturunkan dari keluarganya yang menderita diabetes melitus, ia bisa terbebas dari penyakit tersebut saat dewasa bila mana ia menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan kesehariannya.

  • Virus dan Bakteri 
Virus dan bakteri juga merupakan salah satu faktor penyebab penyakit diabetes melitus dari segi lingkungan. Jenis virus rubella, mumps, dan human coxsackievirus B4 merupakan contoh virus penyebab penyakit ini. Melalui infeksi sitolitik dalam sel beta pada pulau-pulau Langerhans pankreas, virus ini merusak sel sehingga tidak dapat menghasilkan insulin. Selain itu, virus juga dapat menyerang melalui reaksi auto-imunitas yang menghilangkan auto-imun dalam sel beta.
  • Terlalu Banyak Mengkonsumsi Karbohidrat atau Gula
Saat ini, semakin banyak olahan makanan yang mengandung cukup banyak gula, seperti macam-macam kue, makanan ringan, minuman, es krim, permen, dan aneka jajanan lainnya. Tanpa kita sadaei makanan, dan minuman tersebut akan mengundang bahaya bagi tubuh, jika dikonsumsi secara berlebihan.

 Dalam segelas teh manis, terkandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Sementara itu, kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata 1.900 kalori per hari (tergantung pada aktivitas sehari-hari). Jika dalam sehari meminum 3-4 gelas teh manis, maka tubuh kita mendapat asupan sekitar 1.000-1.200 kalori. Belum lagi ditambah dengan kalori yang terkandung pada nasi, lauk-pauk, dan camilan-camilan.Akibatnya, tubuh kelebihan kalori dan berujung pada obesitas dan diabetes melitus. 

 Selain itu, kebiasaan mengkonsumsi sepotong-duapotong camilan seperti biskuit, keripik, gorengan, atau kue manis lainnya dapat memicu obesitas dan diabetes melitus. Banyak jenis camilan mengandung karbohidrat yang tinggi tanpa diimbangi nutrisi yang mencukupi. Perlu diketahui, bahwa tubuh memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengolah makanan yang dikonsumsi.Jika seseorang terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat, insulin makin kewalahan untuk mengubahnya menjadi glikogen. Hal inilah yang menjadi awal mula terjadinya penyakit diabetes melitus.


  • Kurang Tidur 
 Jika kualitas tidur kurang baik, metabolisme tubuh dan sistem imunitas tubuh bisa terganggu sehingga mudah terserang penyakit. Banyak pakar menyatakan bahwa kurang tidur selama tiga hari dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk memproses glukosa. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Munculnya nafsu makan tersebut akan mendorong penderita gangguan tidur untuk menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
  • Malas Beraktivitas Fisik 
 Saat ini, gaya hidup manusia semakin jauh dari pola hidup sehat. Aktivitas seperti bekerja di kantoran, naik mobil atau motor saat berangkat kerja, naik lift, duduk terlalu lama di depan komputer, dapat membuat sistem sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya, terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun akan menyebabkan bobot badan berlebih, beresiko terkena diabetes melitus lebih tinggi dibandingkan seseorang yang memiliki bobot badan normal.
  • Kecanduan Rokok, Soda, dan Minuman Beralkohol 
 Rokok mengandung zat nornikotin, yakni salah satu zat yang mudah menguap (volatil). Keberadaan zat nornikotin dalam tubuh dapat meningkatnya resiko diabetes

Sama seperti rokok, kecanduan minum minuman bersoda pun akan berpengaruh terhadap peningkatan bobot badan dan resiko diabetes akan semakin tinggi, karena adanya kandungan pemanis yang tinggi dalam minuman bersoda. Asupan kalori dalam bentuk cair pun tidak akan membuat seseorang menjadi kenyang, sehingga terdorong untuk minum lebih banyak. Selain itu, minuman beralkohol juga memiliki andil sebagai salah satu pemicu diabetes. Alkohol dapat menyebabkan inflamasi kronis di pankreas (pankreasitis) yang mengakibatkan produksi insulin terganggu.


  • Menghindari Sinar Matahari Karena Takut Kulit Hitam 
 Vitamin D membantu tubuh untuk mengatur proses metabolisme agar berlangsung dengan tertib, termasuk metabolisme gula darah. Dari makanan yang kita makan, kita hanya mendapatkan pro-vitamin D, bukan vitamin D. Untuk mengubah pro-vitamin D menjadi vitamin D, dibutuhkan sinar matahari, terutama saat pagi hari. Seseorang dengan asupan vitamin D yang tinggi beresiko rendah terkena diabetes melitus. Selama dua puluh menit terkena sinar matahari pagi sudah dapat mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari.


  • Stress
Ketika stress datang, produksi hormon epinephrine, dan kortisol akan meningkatkan gula darah, dan tubuh mendapatkan cadangan energi untuk beraktivitas. Namun, jika kadar gula darah terus meingkat karena stress berkepanjangan maka peluang terkena diabetes melitus menjadi lebih besar. Selain itu, kondisi stress dan resiko diabetes terdapat pada pria, karena pria dan wanita berbeda dalam menghadapi stress. Wanita lebih terbuka dalam mengungkapkan kondisi stress-nya, sedangkan pria lebih tertutup sehingga dapat menimbukan stress berkepanjangan.


  • Bahan-bahan Toksik 
 Beberapa jenis bahan toksik dapat merusak kinerja sel beta secara langsung, diantaranya alloxan, pyrinuron (rodentsida), dan streptozotocin (produk dari sejenis jamur). Selain itu, bahan beracun juga dapat berasal dari singkong. Umbi singkong mengandung glikosida sianogenik yang dapat melepaskan sianida, unsur sianida ini dapat merusak pankreas yang akhirnya dapat menimbulkan gejala diabetes jika disertai dengan kekurangan protein.
  • Menggunakan Pil Kontrasepsi
Pada umumnya, pil kontrasepsi terbuat dari progestin atau kombinasi antara hormon progestin dan estrogen. Pil kombinasi tersebut sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Kinerja dari hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kinerja insulin. Jika kerja insulin dialawan, maka pankreas akan berusaha lebih keras untuk menghasikan insulin. Jika kondisi berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka pankreas akan “lelah” dan tidak akan berfungsi dengan baik. Akibatnya seseorang akan mudah terkena diabetes.
natano.glori Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Contoh Karya Tulis


contoh karya tulis yang percobaannya gagal. wkwkwk

Pemanfaatan Undur-undur

natano.glori Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Saturday, November 1, 2014

Contoh Resensi Buku


Beberapa minggu yang lalu aku punya tugas buat resensi nih guys, ini hasilnya: SEHAT SECARA ALAMI Judul Buku : Diabetes Kandas Berkat Herbal Penulis : Ersi Herliana, STP Penerbit : Fmedia Kota terbit : Bogor Tahun terbit : 2013 Tebal buku : vi + 106 halaman Ukuran buku : 15cm × 23cm Diabetes dewasa ini memang menjadi momok bagi sebagian besar masyarakat. Penyakit ini digolongkan sebagai silent killer karena dapat membunuh manusia secara diam-diam. Kekurangan hormon insulin lantas mengakibatkan tingginya kadar gula dalam darah merupakan penyebab penyakit yang menjadi bahasan di buku ini. Banyak cara untuk menangani penyakit silent killer ini, seperti penyuntikan insulin, pengaturan pola makan, melakukan terapi, termasuk terapi herbal yang dibahas dalam buku karya Ersi Herliana. Buku terbitan tahun 2013 ini menjelaskan berbagai jenis tanaman obat dapat digunakan untuk mengendalikan kadar glukosa. Penulis dalam buku berukuran 15cm x 23cm ini menjelaskan terlebih dahulu penyakit diabetes melitus secara terperinci. Dari sini kita dapat tahu bagaimana penyakit mematikan ini dapat timbul, tipe-tipe penyakit, serta gejala-gejalanya. Menurut buku yang diterbitkan oleh Fmedia ini, orang-orang beresiko terserang diabetes adalah orang-orang gemuk, berusia diatas 40 tahun, memiliki tekanan darah tinggi, pola makan tidak teratur, serta mempunyai riwayat keluarga yang mengidap diabetes. Berbagai upaya pengobatan diabetes juga dibahas oleh Lulusan Fakultas Teknologi Pertanian, IPB di dalam buku karyanya ini. Upaya-upaya tersebut meliputi berbagai macam terapi, mulai dari terapi medis sampai terapi fisik. Akan tetapi, penulis hanya menjabarkan terapi herbal dengan bahan-bahan alami. Di bagian akhir buku berjudul “Diabetes Kandas Berkat Herbal” mengupas langkah-langkah meramu tanaman obat untuk dijadikan penurun gula darah. Gambar-gambar dalam buku bertemakan kesehatan ini menarik pembaca karena rapi, dan memiliki kualitas yang baik. Ilustrasi dalam buku yang ditulis pada bulan Mei 2013 ini membuat pembaca tidak jenuh. Penulisan menggunakan bahasa interaktif, mudah untuk dipahami, dan efektif mempengaruhi minat pembaca untuk membaca lebih dalam lagi. Kedetailan penulis dalam menjelaskan menjadikan buku yang memiliki tebal 106 halaman ini bermanfaat. Tata penulisan pada bagian prosedur pembuatan ramuan herbal kurang rapi, serta tidak ada penomoran. Penomoran pada teks prosedur penting supaya pembaca dapat mudah dalam membaca, lantas melakukannya. Peresensi Natano Nafirio Glori 9H/29
natano.glori Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Contoh Diagram Garis


Mau bagi-bagi nih, setelah browsing, dan untuk mengisi blogku yang kosong ini, akhirnya aku memutuskan untuk post ini: Data Penduduk Indonesia menurut Bank Dunia:
natano.glori Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.